Sabtu, Januari 15, 2011

Tawassul Pada Para Rasul

Peace be on Adam, the Selected one of Allah.
Peace be on Nuh, the Prophet of Allah.
Peace be on Ibrahim, the Friend of Allah.
Peace be on Musa, who was Spoken with Allah. 
Peace be on Isa, the Spirit of Allah.
Peace be on you, O Messenger of Allah... the Best of Allah's creatures,
O Muhammad son of Abdullah - the Seal of the Prophets. 

Ighfarna, ighfarna.
Irhamna, irhamna.

Salam dan salawat adalah hal yang seharusnya lazim kita lakukan. Kalimat yang bukan sekedar kata sapa itu bukanlah untuk para anbiya yang kita sebutkan namanya, tetapi untuk keselamatan kita sendiri. Adapun para anbiya, mereka sudah hidup damai bersama Rabbnya. Mereka tak butuh doa kita. Sebaliknya, kita lah yang butuh bantuan dan 'backing' doa dari para beliau. :)))

Itulah yang seringkali saya lakukan saat saya berada dalam keadaan yang tak mungkin berharap pada orang lain. Dan memang harapan saya cuma pada Allah saja. Tetapi sebagaimana hirarki Seorang Raja Agung, kita tidak bisa dengan mudah melihat dan bertemu sang raja jika kita hanyalah seorang hamba dan jelata. Tentunya berbagai prosedur dan protokler akan merintangi langkah kita menuju sang raja.

Tetapi, untuk menampung aspirasi setiap nurani rakyatnya, bukankah sang raja telah memilih dan memiliki para menteri dan Patih? Mereka lah yang bisa membantu menyampaikan suara rakyat hingga sampai pada sang raja tanpa distorsi. Jadi, begitulah analoginya.

Tawasul tidak seharusnya dilakukan setiap saat ketika kita berhasrat sesuatu. Tetapi lakukanlah sebagai ikhtiar paling terakhir di mana kita tak tahu lagi ke mana harus menoleh dan beroleh. Maka saat itulah tawasul  akan menjadi sebuah katalis yang reaksinya sangat elektris dan tak terduga. :)))

Maka, janganlah segan bertawasul dan memohon bantuan para salihin, mukminin dan anbiya untuk membantu mempercepat terwujudnya harapan dan keinginan kita. Dan sekedar berbagi nih... dua hari kemarin ketika saya bertawasul seperti di atas di pagi hari... eh, sorenya... saya kecipratan rezeki yang luar biasa masya Allah. :)))
Gak perlu saya jelaskan secara rinci tentang bentuk rezekinya, yang jelas itu membuat saya makin yakin dan meyakini bahwa para syahidan tidaklah mati. Mereka hidup dan berlimpah rezeki di hadiratNya. Bukankah itu yang telah difirmankan Allah dalam alQur'an? Subhanallah.